Musik menjadi bahasa komunikasi universal

Blog Widget by LinkWithin

Kita sudah sering mendengar ungkapan : musik adalah bahasa dunia (universal). Musik adalah untaian nada yang dapat dinikmati semua umat manusia sejagad. Harmonisasi nada-nada dalam musik menimbulkan sebuah sensasi pada indera telinga sehingga menimbulkan reaksi pada si empunya telinga.


Lantas yang akan saya bahas disini adalah musik bukan dalam arti nada-nada harmonis yang indah akan tetapi musik sebagai bahasa komunikasi, bahasa komunikasi universal. Bagaimana penjelasannya? Kita tahu bahwa manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan, baik itu keterbatasan internal (fisik) maupun keterbatasan eksternal (sekitar). Keterbatasan fisik manusia jelas dapat dikenali lewat indera yang ada di tubuh kita. Manusia punya keterbatasan pendengaran, keterbatasan jarak pandang, keterbatasan kecepatan berlari dan lain sebagainya. Semua keterbatasan ini rupanya merupakan kelemahan bagi manusia, lantas diakali agar bisa menembus keterbatasan-keterbatasan tadi. Akal manusia ternyata lebih cemerlang dari sekedar fisik. Keterbatasan pendengaran dapat diatasi dengan alat bantu dengar, kaca mata merupakan alat bantu keterbatasan penglihatan dan seterusnya.

Selain itu ada keterbatasan luar badan (eksternal). Keterbatasan yang sudah melegenda turun temurun sejak nenek moyang manusia, ternyata lambat laun mulai mengarah pada titik terang. Keterbatasan itu adalah : keterbatasan tempat, jarak, dan waktu. Manusia memliki keterbatasan tempat, dahulu kala manusia gunung tidak pernah berfikir untuk hidup di pantai, manusia asia tidak pernah berfikir ada manusia lain di dataran eropa. Namun manusia berhasil menemukan alat transportasi. Tempat, artinya ketika dia diam di sebuah lokasi A maka ia tidak dapat merasakan suasana di lokasi B, ketika ia sedang makan di meja makan, maka ia tidak dapat menebang kayu di hutan. Namun nampaknya manusia mulai bisa mengakali keterbatasan ini, salah satunya dengan bantuan mesin. Keterbatasan tempat atau jarak kemudian bisa dipenuhi. Keterbatasan waktu, manusia saat ini memang belum bisa kembali ke masa lalu atau masa depan. Yang saat ini bisa ditembus hanyalah keterbatasan beda waktu wilayah. Ketika muncul internet, manusia seakan menembus tata cara kehidupan yang terpola oleh waktu, makan siang, sarapan, tidur dll. Kegiatan bekerja manusia sudah tidak diatur oleh batas jam, hingga akhirnya muncul waktu internet (internet time = @).

Kembali ke topik, ternyata manusia memiliki keterbatasan lain, selain diri dan lingkungan, yaitu keterbatasan komunikasi (manusia dengan manusia). Ketika manusia hidup dalam suatu budaya maka mereka akan hidup dalam bahasa-nya. Akan tetapi keragaman budaya manusia ternyata menghasilkan beribu-ribu bahasa di muka bumi ini. Tidaklah heran jika bahasa merupakan sebuah kendala komunikasi antar manusia. Namun keterbatasan ini tidaklah sulit sejak manusia membuat kamus penterjemah. Apalagi sudah ada yang elektronik. Namun yang menjadi menarik adalah ketika manusia mempunyai bahasa universal diluar bahasa asli mereka, bahasa apakah itu? bahasa dengan musik (nada).

Kita tahu ikan lumba-lumba konon bisa berkomunikasi dengan nada-nada. Dalam film Close Encounters, digambarkan juga bahwa manusia bisa berkomunikasi dengan mahluk luar angkasa dengan nada-nada musik. Kemudian dalam film Star Wars, R2D2 digambarkan berkomunikasi dengan nada juga.

Sebetulnya melihat dari gejala-gejala tersebut nampaknya suatu saat nanti akan muncul bahasa baru yang menjembatani semua bahasa sejagad yaitu bahasa dengan nada. Perumpamaan yang paling sederhana adalah :

saya = I (inggris) = watashiwa (jepang) = ana (arab) = 1 /do (musik)
kamu = you (inggris) = anatawa (jepang) = anta (arab) = 2 /re (musik)
cinta = love (inggris) = aishiteru (jepang) = (apalah.. saya gak tahu) = 5 /sol (musik)

Berarti : saya cinta kamu = I love you = (do-sol-re) 1 5 2

Kombinasi lain misalnya : makan = eat = mi-fa / 34 --- saya makan = 1 34
Contoh lain : pergi = 46 (fa la) => saya pergi makan = 1 46 34

Rumitkah? mungkin rumit kalau kita musti memperlajarinya sekarang, akan tetapi bayangkan jika bahasa ini sudah mulai dikenal sejak anak-anak. Penelitian pun membuktikan bahwa anak-anak lebih mudah mencerna nada dibanding bahasa, mengapa? karena nada muncul tanpa harus menggunakan lidah.

Cepat atau lambat, manusia akan membutuhkan alat komunikasi yang lebih universal. Kehidupan manusia saat ini pun sudah global (kesejagatan) yang artinya sudah mulai menembus batas-batas teritori negara, budaya, tingkah laku, tata-krama, bahkan ritual beragama. Bahasa sebagai alat komunikasi tentu akan menjadi hal penting di sana. Kehidupan berkomunikasi antar manusia mulai penting belum lagi pengembangannya menjadi bahasa mesin. Saat itulah manusia akan bisa memerintahkan mesin (voice command) terjadi lebih layak. Keterbatasan voice commanda saat ini karena kendala bahasa asli. Kelak voice command merupakan keseharian manusia dengan mesin. Sejak itulah, manusia akan hidup lebih mudah dengan bahasa pengantarnya, tentunya akan mengubah banyak kehidupan bangsa-bangsa, negara, dan suku-suku. Kita lihat saja! Label:
Tentang Penulis
Dini and Anun are addicted to music. Suka menulis tentang musik, menikmati musik, dan memainkan alat musik.

5 komentar:

akhatam mengatakan...

Wah mantap tuh!!

Anonim mengatakan...

nice blog

fadiL the whyzein mengatakan...

sy jg sneng bgt dgn musik,,,


baca jg : fadiL bLog: kegiatan di sekolah

mas doyok mengatakan...

sekarang banyak musik sedih dan mempengaruhi orang dengan mudahnya...

makanya harus simbang antara dengerin musik jangan satu warna saja

tapi kebanyakan seseorang akan cenderung suka dengan warna tertentu dan itu akan beroengaruh besr terhadap pola kehidupannya dan cara berpikir

kak roni mengatakan...

wo ai ni.....apa artinya tuh
sukses luar biasa cerdas untuk anda

Posting Komentar